Siang itu ratusan lalat sedang berpesta pora di sebuah tong sampah di depan sebuah rumah mewah. Seorang pembantu dari rumah tersebut terlihat berjalan terburu-buru untuk keluar rumah dan lupa untuk menutup pintu rumah itu. Seekor lalat dari kerumunan yang berpesta itu melihatnya dan segera memanfaatkan kesempatan langka itu, lalu dia masuk ke rumah dan langsung menuju meja makan.
inspirasi dari kisah semut dan lalat |
Si lalat kemudian menuju pintu tempat dia masuk tadi, tapi ternyata pintu itu sudah tertutup rapat. Lalat itu kini hanya bisa melihat teman-temannya dari balik jendela kaca sambil terus berusaha sekuat tenaga untuk keluar. Tanpa lelah si lalat menabrakkan dirinya pada jendela kaca agar bisa keluar secepatnya, tapi dia tetap tidak berhasil.
Dan pada sore hari, si lalat sudah terkapar di lantai, dia sangat kelelahan dan frustasi karena terus menabrakkan dirinya ke jendela kaca itu. Lalu pada waktu yang tidak begitu lama datanglah segerombolan semut yang sedang mencari makan. Tanpa ada sedikitpun perlawanan dari si lalat, gerombolan semut berhasil menaklukkannya dengan sangat mudah. Gerombolan semut itu lalu menggotong si lalat menuju sarang mereka.
Dalam perjalanan gerombolan semut itu berbicara satu sama lain, semut pekerja bertanya pada seekor semut prajurit “Kenapa si lalat ini bisa sekarat seperti ini ya?” si prajurit menjawab “Sebenarnya dari tadi lalat ini berusaha keluar untuk keluar tapi akhirnya dia frustasi dan kelelahan”. Si semut pekerja bertanya lagi “Lho bukannya dia sudah berusaha keras? Seharusnya kan dia berhasil keluar”, si semut prajurit menjawabnya “Ya memang seharusnya seperti itu, masalahnya dia hanya melakukan hal yang sama saja terus menerus. Dia menabrakkan diri ke kaca, coba seandainya dia terbang sedikit ke atas. Di atas jendela kaca itu kan ada lubang udara, dia bisa keluar dari situ”.
Pesan moral dari cerita ini; seperti yang pernah dikatakan oleh Albert Einstein “Jangan mengharapkan hasil yang berbeda jika kita melakukannya dengan cara yang sama”. Memang benar adanya bahwa kita bisa berhasil dengan satu cara, contohnya batu saja bisa berlubang jika terus menerus di tetesi oleh air. Yup itu betul sekali, tapi masalahnya berapa lama kita harus bertahan dan menunggu? Bagaimana jika kita melakukannya dengan cara yang berbeda? Tidak dengan tetesan air lagi tapi menggantinya dengan pancuran air, tentunya batu akan lebih cepat berlubang.
source: maxmanroe
Post a Comment
Terima Kasih udah mau berkunjung dan meninggalin jejak... :)